Sebagai ormas, Hidayatullah
menjadikan tarbiyah (pendidikan) dan dakwah
sebagai program arus utama. Oleh karenanya, dakwah menjadi hal yang tak
terpisahkan dari Hidayatullah.
Pesantren
Hidayatullah Sumatera Selatan mempunyai program-program Dakwah yang selama ini
sudah berjalan, yaitu:
1.
Pengajian Bulanan
Pengajian bulanan ini dilaksanakan pada minggu
terakhir setiap bulan dalam roadshow selama 3 (tiga) hari. Beberapa
masjid di Palembang yang telah “diisi” antara lain:
a. Masjid Darur Rahmah Sungai Gerong,
b. Masjid Jami’atul Hasanah Sentosa,
c. Masjid Darul Iman Sentosa,
d. Masjid Al-Mukminun Sungai Pinang,
e. Masjid Aqobah 3 Pusri Borang,
f. Masjid Aqobah 4 Pusri Sukamaju,
g. Palembang Trade Centre (PTC)
h. Masjid Darul Muttaqien PHDM.
Pengajian bulanan tersebut dipandu oleh Ust.
H. Eko Sutrisno Santoso, S. Pd dengan memakai sarana audio-visual dengan
kurikulum dakwah yang berkesinambungan.
2.
Pembinaan Majelis Taklim Ummahat
Setidaknya
setiap bulan sekali, pembinaan Majelis Taklim Ummahat dilaksanakan oleh
Pesantren Hidayatullah. Secara bergiliran,
tiap majelis-majelis taklim yang ada di wilayah Talang Putri, Sungai Kedukan,
Bukit Hijau, Sungai Pinang, Sungai Waru, Menten, Sako hingga Talang Tengah
3.
Pembinaan Masjid
Secara rutin
Pesantren Hidayatullah membina masjid dengan mengisi kajian kegamaan misalnya di
Masjid Al-Mukminun Sungai Pinang dan Masjid Al-Huda Menten.
4.
Layanan Khutbah Jumat
5.
Pemberantasan Buta Huruf Al-Quran di Dusun-Dusun
6.
Training “Super Life Revolution”
Tentang “Super Life Revolution”
Disadari atau tidak berbagai kerumitan hidup yang dialami manusia
saat ini terjadi akibat cara hidup yang mengikuti ajaran-ajaran yang menyimpang
dari fitrah manusia. Fredriech Nietczhe meneriakkan “God is Dead” yang
kemudian diamini sebagian besar manusia dalam praktek kehidupannya. Karl Marx
mengajarkan bahwa materi adalah dasar dari semua realitas. Seluruh aktivitas
hidup manusia didorong oleh naluri pemenuhan kebutuhan materi atau ekonomi.
Sigmund Freud mengatakan bahwa bukan
materi yang menjadi ujung pencarian manusia melainkan pemenuhan kebutuhan
seksual. Itulah puncak tujuan hidup. Teori Darwin yang kemudian dibawa ke teori
sosial telah menciptakan ketegangan demi ketegangan dalam kehidupan.
Menurutnya, hidup adalah sebuah pertarungan yang akan dimenangkan oleh si kuat.
Hukum alam mengajarkan si lemah harus dihancurkan dan dimusnahkan. Islam
sebagai sistem kehidupan pada tujuan
paling mendasarnya mengajak manusia kembali kepada keadaan fitrahnya, suatu keadaan
yang di dalamnya terdapat kesadaran akan jati diri manusia. Pada kondisi inilah
manusia merasakan puncak kebahagiaan karena kehendaknya menyatu dengan kehendak
Penciptanya.
Pelatihan “Super Life Revolution” di
Lahat yang dihadiri oleh 50-an peserta.
Bertempat di rumah Ibu Kades Bintuhan, Hj. Yasmana. Didukung oleh H. Arsyan, tokoh setempat. |
Islam adalah ajaran bagi totalitas manusia dan semua fase
kehidupan. Islam bukan hanya untuk jasad manusia tetapi juga ruhnya, bukan
hanya untuk pikirannya tetapi juga perasaannya, bukan hanya untuk nafsunya
tetapi juga nuraninya. Islam menyertai perkembangan hidup manusia semenjak
masih dalam kandungan, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan sampai masa tua.
Islam adalah syariat bagi manusia pada semua sektor kehidupan dan segala aktivitas
kemanusiaannya. Maka, Islam tidak pernah meninggalkan satu aspek pun dari
aspek-aspek kehidupan manusia kecuali Islam mempunyai sikap di dalamnya.
Syariat Islam mencakup tata aturan bagi individu dalam hubungannya dengan
Tuhannya maupun dalam hubungan dengan sesama manusia dan kehidupan dunia
ini. Singkatnya, Islam inilah jawaban
terhadap seluruh problematika hidup manusia.
Konsep Dasar
Semua orang ingin bahagia,
bahkan kebahagiaan merupakan puncak tujuan hidup. Selama ribuan tahun, para
ahli pikir, telah sibuk membincang tentang kebahagiaan. Kamus The Oxford
English Dictionary (1963) mendefinisikan ”happiness” sebagai: Good
fortune or luck in life or in particular affair; success, prosperity; nasib
baik atau keberuntungan dalam hidup atau dalam urusan tertentu; kesuksesan,
kemakmuran. Dalam pandangan ini, kebahagiaan adalah sesuatu yang ada di luar
manusia, dan bersifat kondisional. Jika dia sedang berjaya, maka di situ ada
kebahagiaan. Jika sedang jatuh, maka hilanglah kebahagiaan. Tidak ada yang
abadi. Manusia terus mengejar kebahagiaan, tanpa merasa puas dan menetap dalam
suatu keadaan.
Islam memberi solusi mendasar bagaimana manusia bisa mencapai
tujuan hakikinya, mancapai bahagia tanpa batas. Awwaluddiin ma’rifatullah.
Mengenal Allah adalah awal dan dasar dari beragama. Pangkal dan ujung seluruh
perkara manusia bergantung sepenuhnya
kepada seberapa dalam ia mengenal Penciptanya dan seberapa dekat ia menjalin
hubungan dengan-Nya. Menurut al-Ghazali, manusia akan mencapai puncak
kebahagiaan bila sudah mencapai ma’rifatullah atau sudah mengenal Allah.
Kebahagiaan adalah kondisi hati, yang dipenuhi dengan keyakinan (iman), dan
berperilaku sesuai dengan keyakinannya itu. Untuk dapat meraih kebahagiaan yang
abadi, manusia wajib mengenal Allah. Bilal bin Rabah merasa bahagia dapat mempertahankan
keimanannya, meskipun dalam kondisi disiksa. Para sahabat nabi, rela
meninggalkan kampung halamannya demi mempertahankan iman. Mereka bahagia. Hidup
dengan keyakinan dan menjalankan keyakinan.
Kita bisa mengenal Allah SWT, melalui ayat-ayat -Nya, baik yang
bersifat kauniyah maupun qauliyah. Fungsi dari ayat-ayat adalah mengantarkan
kepada yang membuat dan memiliki ayat atau pertanda tersebut, yaitu Allah SWT.
Ayat-ayat kauniyah adalah pertanda-pertanda Allah yang ada di alam semesta dan diri manusia
sendiri. Ayat-ayat qauliyah adalah rangkaian wahyu (Al-Qur’an) dan penjelasannya
(As-Sunnah).
Ma’rifatullah adalah buah dari ilmu. Tujuan utama dari upaya
pencarian ilmu, yaitu mengenalkan manusia kepada Allah SWT dan mendekatkan diri
kepada-Nya. Dari proses ini akan lahir kalimat tauhid Laa ilaha illa Allah,
yang mana seluruh bangunan peradaban Islam di bangun di atasnya.
Inilah yang disebut sebagai ilmu yang mengantarkan kepada peradaban
dan kebahagiaan. Manusia-manusia yang berilmu seperti inilah yang hidupnya
bahagia dalam keimanan dan keyakinan; yang hidupnya tidak terombang-ambing oleh
setiap keadaan. Dalam kondisi apa pun, hidupnya bahagia, karena dia sudah
mengenal Allah, ridha dengan keputusan Allah, dan berusaha menyelaraskan
hidupnya dengan segala macam peraturan Allah yang diturunkan melalui
utusan-Nya. Fa laa khaufun ’alaihim wa laa hum yahzanuun.
Hidupnya hanya mengacu kepada Allah, dan tidak terlalu peduli
dengan reaksi manusia terhadapnya. Alangkah indah dan bahagianya hidup semacam
itu; bahagia dunia dan akhirat. Keyakinan adalah harta yang sangat mahal dalam
hidup. Dengan keyakinan itulah, kata Iqbal, seorang Ibrahim AS rela menceburkan
dirinya ke dalam api. Karena itu, kata penyair besar Pakistan ini, hilangnya
keyakinan dalam diri seseorang, lebih buruk dari suatu perbudakan.
Sebagai orang Muslim, kita tentu mendambakan hidup bahagia semacam itu;
hidup dalam keyakinan; mulai dengan mengenal Allah dan ridha menerima
keputusan-keputusan-Nya, serta ikhlas menjalankan aturan-aturan-Nya. Kita
ingin, bahwa kita merasa bahagia dalam menjalankan shalat, kita bahagia
menunaikan zakat, kita bahagia bersedekah, kita bahagia menolong orang lain,
dan kita pun bahagia menjalankan tugas amar ma’ruf nahi munkar.
Konsep Pelatihan Super Life Revolution
Pelatihan ini menggunakan
konsep pengembangan sumber daya manusia dengan pendekatan religi. Melalui
pelatihan ini diharapkan peserta lebih mengenal Tuhannya, mengenal dirinya,
mengenal dunianya dan mengenal akhiratnya sebagai bekal untuk menghadapi
berbagai problem kehidupan. Semua materi diarahkan pada proses membangun cara
pandang (paradigma) yang benar terhadap konsep-konsep dasar seperti konsep
tentang tuhan, kehidupan dunia, hari akhir penciptaan manusia, alam semesta,
kebenaran, kebahagiaan, kebaikan, dan lain-lain.
Konsep-konsep dasar inilah yang membentuk pandangan hidup Islam.
Segala tindakan manusia, baik maupun buruk, sangat dipengaruhi oleh cara
pandang seseorang terhadap suatu masalah. Cara pandang atau visi manusia
tentang apa yang terdapat dalam alam semesta pada umumnya dipengaruhi oleh
faktor yang dominan dalam kehidupannya. Faktor itu boleh jadi bersumber dari
budaya, agama, kepercayaan, tata nilai masyarakat atau lainnya. Jadi pandangan
hidup adalah faktor dominan dalam diri manusia yang menjadi penggerak dan
landasan bagi aktivitas seluruh kegiatan kehidupan manusia. Perubahan apapun
tanpa menyentuh perubahan cara pandang hanya akan berujung pada kesia-siaan.
Cara pandang yang benar terhadap konsep-konsep dasar di atas akan
memberi pengaruh positif untuk membentuk pribadi manusia yang baik, yang akan
memberi manfaat pada dunia di sekitarnya di manapun ia berada. Pada tahap
selanjutnya, manusia-manusia yang telah tercerahkan ini akan senantiasa
memberikan karya terbaik dalam kehidupan dunia sebagai konsekuensi keyakinan
akan adanya hari perhitungan ketika ia
kembali menghadap pencipta-Nya.
Informasi lebih lanjut hubungi:
Layanan Dakwah: Muhammad Dwi Agung 0852-7328-7750
Training Super Life Revolution Ust. Ahmad MS 0852-6994-2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar